Full width home advertisement

Travel the world

Climb the mountains

Post Page Advertisement [Top]


Bersedekah merupakan tindakan mulia. Bersedekah artinya memberikan sebagian harta miliki kita kepada orang yang membutuhkan. Sedangkan orang yang membutuhkan ialah orang yang sedang dalam kesulitan dan dalam keadaan lemah untuk mencari nafkah, sehingga ia perlu untuk dibantu.

Setiap agama memerintahkan umatnya untuk bersedekah. Karena dengan bersedekah ia akan mendapat pahala, selain itu bersedekah juga merupakan perilaku mulia. Namun sudah benarkah aliran dana sedekah anda?

Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk bersedekah. Cara sederhana yang bisa kita lakukan ialah memberi uang kepada pengemis, memasukkan uang ke dalam kotak amal dan memberi uang kepada pengamen. Namun apakah bantuan yang kita berikan dapat memberikan pertolongan dan manfaat kepada mereka?
Pertolongan sejatinya bertujuan untuk menolong orang yang membutuhkan pertolongan. Namun ada pula pertolongan yang memberikan keburukan kepada orang yang meminta pertolongan. Sebut saja pengemis gadungan. Mereka sengaja menjadi pengemis jalanan untuk mencari nafkah. Profesi pengemis menjadi pilihan bagi mereka karena profesi pengemis tidak membutuhkan kemampuan khusus. Mereka memilih menjadi pengemis karena malas untuk menggeluti pekerjaan lainnya.

Bukan rahasia lagi jika beberapa orang pengemis yang sering kita lihat di jalan, pasar, perempatan, emperan toko dan tempat umum adalah pengemis gadungan. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh dosen, aktivis, dan saya sendiri menemukan bahwa penggelut profesi pengemis merupakan perkumpulan yang terstruktur dan terorganisir. Ironisnya, mereka bukanlah dari kalangan orang miskin. Sebaliknya mereka termasuk orang yang berkecukupan, memiliki kendaraan sepeda motor, handphone, televisi, mobil, bahkan memiliki rumah yang besar.

Latar Belakang Menjadi Pengemis Gadungan

Apa yang membuat mereka memilih untuk menjadi pengemis? Banyak hal yang melatarbelakanginya. Antara lain :

1.    Pengaruh orang tua dan keluarga

Seorang anak akan menjadi pengemis jika orang tua mengajari mereka untuk menjadi seorang pengemis. Kondisi seperti ini disebut sebagai kemiskinan kultural (budaya hidup miskin, atau cara hidup miskin, atau budaya buruk yang menyebabkan orang selalu miskin). Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang muncul sebagai akibat adanya nilai-nilai atau kebudayaan yang dianut oleh orang-orang miskin, seperti malas, mudah menyerah pada nasib, kurang memiliki etos kerja dll.
Banyak sekali bukti bahwa kemiskinan kultural menjangkiti masyarakat Indonesia. Para orang tua yang terlanjur terlena dan suka menikmati hasil mengemis, secara otomatis akan mewarisi sifat, sikap, dan tindakan mereka kepada anaknya. Rasa malas untuk bekerja, berkreativitas, dan berkarya memang menjadi masalah utama dari dalam pribadi orang tua. Akhirnya sang anak akan meniru segala tindakan orang tuanya.


2.    Faktor lingkungan

Faktor lingkungan juga merupakan penyebab utama kemiskinan kultural menjangkiti masyarakat Indonesia. Menurut hasil pemantauan yang saya lakukan di salah satu daerah di Kabupaten Sumenep – Madura, kebiasaan mengemis masyarakat terjadi karena mayoritas masyarakat di lingkungan mereka berprofesi sebagai pengemis. Sehingga jika ada salah satu warga yang tidak berprofesi sebagai pengemis, maka ia akan mendapat sanksi sosial. Hal inilah yang menyebabkan semua warga desa adalah pengemis. Jika anda mendatangi desa ini, maka anda akan mendapati setiap orang yang ada di desa berprofesi sebagai pengemis. Namun jika anda membayangkan lingkungan yang kumuh dan kotor, maka anda salah besar. Anda akan melihat deretan rumah besar dan mewah jika mengunjungi desa pengemis ini.


3.    Keuntungan Besar Tanpa Keahlian Khusus

Hal utama yang menyebabkan seseorang tetap menjalani profesi mengemis ialah penghasilannya yang besar. Menjadi pengemis tidak membutuhkan keterampilan tertentu, hanya bermodalkan pakaian lusuh, muka kotor, dan ekspresi lemah, seorang pengemis mampu meraup keuntungan yang besar.


4.    Masih Banyaknya Orang yang Memberi

Profesi mengemis masih menjadi andalan sebagian orang karena masih banyak orang yang mau memberi uang. Ada dua hal yang menyebabkan masih banyaknya orang yang memberi uang kepada pengemis gadungan, yaitu :

a.    Tidak tahu
Tidak menjadi masalah jika seorang memberi sedekah kepada pengemis jalanan dikarenakan dia tidak tahu kebenarannya. Namun jika anda sudah membaca tulisan saya, maka sudah kewajiban anda untuk memberikan pengetahuan kepada yang tidak tahu.

b.    Tidak enak
Beberapa orang yang memberi uang kepada pengemis gadungan karena ia merasa tidak enak jika tidak memberi uang. Contoh kasusnya seperti ini :
Di depan toko makanan ada seorang pengemis. Ani bersama 3 orang temannya sedang makan di toko tersebut. Setelah selesai makan, ani bersama ketiga temannya hendak pulang dan lewat di depan pengemis tersebut. Ketiga teman ani memberikan sebagian uangnya. Melihat ketiga temannya memberikan uang, akhirnya ani juga memberinya uang karena takut dianggap pelit oleh temannya.

c.    Ingin terlihat dermawan
Kalau alasan yang satu ini tidak perlu saya jelaskan, karena perbuatan yang tidak ikhlas hanya akan menghasilkan keburukan.

Bagaimana Mengetahui Pengemis Asli dan Gadungan?

Tidak ada cara yang baku dan akurat untuk mengetahui seseorang adalah pengemis gadungan atau asli. Namun nilailah dengan logika, pengemis seperti apa yang perlu disedekahi? Bagi saya sendiri, pengemis yang wajib disedekahi ialah pengemis yang tua renta, dan pengemis cacat (bukan cacat palsu). Perhatikan dan nilailah dengan seksama. Jika tebakan anda salah (memberi uang kepada pengemis tapi sebenarnya dia pegemis gadungan) maka biarkan saja. Asalkan anda berusaha untuk tidak tertipu.

Lalu Apa yang Harus Dilakukan Saat Bertemu Pengemis?

Tidak semua pengemis adalah gadungan, dan tidak semua pengemis itu asli. Jika anda menjumpai seorang pengemis, pengamen, atau anak kecil yang meminta-minta, jangan lantas anda mengusirnya dengan cara yang kasar, nada suara yang ketus, raut muka tidak menyenangkan, gerak tubuh yang kurang sopan, atau intonasi suara yang kasar. Bagaimanapun dia tetaplah sesama kita, sesaudara. Hanya saja mereka belum sempat dibukakan hatinya untuk move on.

Jika anda memilih untuk tidak memberikan uang kepadanya, maka tolaklah dengan halus. Berikanlah senyum kepada mereka. Katakanlah “maaf”, atau “amit”. Memberikan uang kepada mereka mungkin akan membuat mereka bertambah malas, atau bahkan yang akan menikmati uang hasil mengemis adalah orang tua atau bos mereka. Jadi memberikan benda atau makanan adalah cara yang tepat. Jika anda memiliki sepotong makanan kecil, permen, bagikanlah kepada mereka. Setidaknya makanan itu bisa menjadi penawar haus dan lapar mereka.

Lalu Bagaimana Cara Kita Bersedekah Kalau Tidak Ada Pengemis?

Banyak sekali cara untuk menebar kebaikan kepada sesama. Begitupun bersedekah, ada banyak cara untuk bersedekah. Misalkan :

1.    Membayar infak ke kotak amal mesjid

Membayar infak dengan memasukkan uang ke kotak amal mesjid adalah salah satu cara yang baik untuk bersedekah. Semua hasil dari infak mesjid akan dialokasikan kepada anak yatim dan kaum dhuafa. Selain itu juga akan dialokasikan kepada pembangunan mesjid. Anda tidak perlu merasa khawatir apakah uang sedekah anda akan sampai kepada yang membutuhkan atau tidak, karena hal tersebut telah menjadi tanggung jawab pengurus mesjid.


2.    Menyumbang Untuk Kemanusiaan

Sumbangkanlah beberapa jumlah uang untuk bantuan kemanusiaan. Biasanya beberapa perusahaan seperti Indomart, Alfamart, Carefour, Hypermart, Hero, dan beragam jenis swalayan akan menawarkan sebagian kecil uang kembalian kita untuk disumbangkan kepada lembaga bantuan kemanusiaan.


3.    Tidak Harus Uang

Bersedekah tidak harus berupa uang. Pakaian bekas layak pakai, sepeda bekas, buku paket pelajaran bekas, mainan bekas, dll bisa menjadi alternatif sedekah anda. Bantuan berupa uang memang terkadang menimbulkan ambiguitas dalam pemanfaatannya, namun jika sumbangan berbentuk benda, maka sudah pasti benda tersebut akan dipakai sebagaimana mestinya.

Bagaimana Dengan Pengemis Gadungan?

Fenomena pengemis gadungan memang tidak terelakkan di kehidupan sosial. Namun kita masih bisa memperbaikinya dengan melakukan beberapa hal berikut ini :

1.    Kurangi kepercayaan Anda terhadap peminta-minta

Mengurangi kepercayaan kepada peminta-minta bertujuan untuk meningkatkan penilaian kritis anda kepada pengemis. Sebelum mengambil keputusan (memberi atau tidak) perhatikan terlebih dahulu, apakah mereka terlihat seperti orang yang membutuhkan pertolongan atau tidak. Di jaman yang semakin modern ini, banyak sekali terdapat kepalsuan di sekitar kita. Oleh karena itu kita sebagai manusia modern juga dituntut untuk selalu kritis dalam menilai dan menentukan sikap. Satu kali saja kita melakukan kesalahan, maka kita sudah meneruskan mata rantai keburukan kepada generasi selanjutnya.


2.    Proaktif Dalam Pengentasan Kemiskinan Kultural

Mengentaskan kemiskinan kultural bisa dilakukan melalui berbagai cara. Cara yang paling sederhana ialah memulai dari diri sendiri. Setelah itu ajaklah masyarakat untuk tidak bermalas-malasan.


3.    Bersikap Tegas

Jumlah pengemis selalu meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya ialah keuntungan besar yang dihasilkan dari mengemis, ditambah masih banyak orang yang mau memberi uang tanpa peduli mereka pengemis palsu atau tidak. Sudah saatnya anda harus bertindak tegas. Jangan hanya karena perasaan takut disangka pelit, akhirnya anda terpaksa memberikan uang kepada pengemis. Padahal anda tahu bahwa pengemis tersebut adalah pengemis gadungan. Jika ditanyai oleh teman anda, anda hanya perlu menjelaskan alasannya. Sedangkan jika anda disalahpersepsikan oleh teman atau orang lain, percayalah bahwa tindakan anda akan dicatat oleh Tuhan sebagai tindakan yang terpuji.

Negara manapun, ajaran apapun, negara manapun, dan agama apapun tak pernah mengajarkan kita untuk bermalas-malasan. Sebaliknya mereka selalu mengajarkan kita untuk optimis, berjuang, rajin, dan tekun. Sudah saatnya kita membuka pikiran kita, sudah saatnya kita menyikapinya dengan bijak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bottom Ad [Post Page]